Oleh: Hartono Ahmad Jaiz
Ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad saw banyak yang
menegaskan tidak adanya pahala bagi orang kafir, musyrik, munafiq, tidak
beriman, dan bahkan orang Islam yang berbuat baiknya bukan karena Allah
swt tetapi karena riya’, yaitu pamer kebaikan untuk dilihat orang lain
Bukan ikhlas karena Allah swt. Sehingga dari ayat-ayat dan hadits Nabi
saw telah jelas bahwa orang kafir, baik mereka itu dari Ahli Kitab
(Yahudi dan Nasrani) yang tidak masuk Islam, maupun orang-orang kafir
musyrik (bukan Ahli Kitab, beragama apapun) maka tidak ada pahala bagi
mereka, dan kelak di akherat kekal di neraka. Itu jelas dalam Al-Qur’an
Surat Al-Bayyinah ayat 6.
Selain orang kafir, orang yang
mengaku Islam tetapi sebenarnya kafir (yaitu munafiq), mereka juga tidak
ada pahala apa-apa di akherat.
Orang kafir dan munafiq
(menampakkan dirinya Islam tetapi hatinya kafir) itu agamanya sama,
yaitu agama kekafiran. Orang kafir itu sendiri agamanya berbeda-beda,
hanya saja di dalam istilah Islam sudah dikategorikan bahwa al-kufru
millah waahidah, kekafiran itu adalah agama yang satu. Berbeda-beda
agamanya (yakni selain Islam) tetapi sama kafirnya. Itu semua mereka
tidak berpahala, dan di akherat kelak tempatnya di neraka
selama-lamanya. Itu jelas dalam Al-Qur’an:
Sesungguhnya orang-orang
kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka
Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk. (QS Al-Bayyinah/ 98: 6).
Ayat-ayat tentang hapusnya amal
Barangsiapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum
Islam) maka hapuslah amalannya dan ia di hari akhirat termasuk
orang-orang merugi. (QS Al-Maaidah/ 5 : 5).
Itulah petunjuk
Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka
mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah
mereka kerjakan. (QS Al-An’aam/ 6: 88).
Mereka bakhil
terhadapmu apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu
memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang
pingsan karena akan mati, dan apabila ketakutan telah hilang, mereka
mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedang mereka bakhil untuk berbuat
kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala)
amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS Al-Ahzab/
33: 19).
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka
benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah
menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS Muhammad/ 47: 9).
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka mengikuti apa yang
menimbulkan kemurkaan Allah dan (karena) mereka membenci (apa yang
menimbulkan) keridhaan-Nya; sebab itu Allah menghapus (pahala) amal-amal
mereka. (QS Muhammad/ 47: 28).
Sesungguhnya orang-orang kafir
dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah serta memusuhi rasul setelah
petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat
kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal
mereka. (QS Muhammad/ 47: 32).
Jika mereka yang kamu seru itu
tidak menerima seruanmu (ajakanmu) itu maka (katakanlah olehmu):
"Ketahuilah, sesungguhnya Al Qur'an itu diturunkan dengan ilmu Allah dan
bahwasanya tidak ada Tuhan selain Dia, maka maukah kamu berserah diri
(kepada Allah)?"
Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia
dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan
mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan
dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat,
kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka
usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS
Hud/ 11 : 14, 15, 16).
Dan Kami seberangkan Bani Israil ke
seberang lautan itu, maka setelah mereka sampai kepada suatu kaum yang
tetap menyembah berhala mereka, Bani Israil berkata: "Hai Musa, buatlah
untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa
tuhan (berhala)". Musa menjawab: "Sesungguhnya kamu ini adalah kaum yang
tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)".
Sesungguhnya mereka itu
akan dihancurkan kepercayaan yang dianutnya dan akan batal apa yang
selalu mereka kerjakan. (QS Al-A’raaf/ 7 : 138, 139).
Hadits dan tafsir tentang batalnya amal hingga tak berpahala
Riwayat dari Abi Waqid Al Laitsi, ia berkata: “Kami keluar kota Madinah
bersama Rasulullah menuju perang Hunain, maka kami melalui sebatang
pohon, aku berkata: “Ya Rasulullah jadikanlah bagi kami pohon “dzatu
anwaath” (pohon yang dianggap keramat) sebagaimana orang kafir mempunyai
“dzatu anwaath”. Dan adalah orang-orang kafir menggantungkan senjata
mereka di pohon dan beri’tikaf di sekitarnya. Maka Rasulullah menjawab:
“Allah Maha Besar, permintaanmu ini seperti permintaan Bani Israil
kepada Nabi Musa: (`Jadikanlah bagi kami suatu sembahan, sebagaimana
mereka mempunyainya`), sesungguhnya kamu mengikuti kepercayaan orang
sebelum kamu.” (HR Ahmad dan Al-Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah, hadits no
267).
Tafsir Al-Qur’an keluaran Departemen Agama RI mengulas sebagai berikut:
Kenyataan tentang adanya kepercayaan itu diisyaratkan hadits di atas
pada masa dahulu dan masa sekarang hendaknya merupakan peringatan bagi
kaum muslimin agar berusaha sekuat tenaga untuk memberi pengertian dan
penerangan, sehingga seluruh kaum muslimin mempunyai akidah dan
kepercayaan sesuai dengan yang diajarkan agama Islam. Masih banyak di
antara kaum muslimin yang masih memuja kuburan, mempercayai adanya
kekuatan gaib pada batu-batu, pohon-pohon, gua-gua, dan sebagainya.
Karena itu mereka memuja dan menyembahnya dengan ketundukan dan
kekhusyukan, yang kadang-kadang melebihi ketundukan dan kekhusyukan
menyembah Allah sendiri.
Banyak juga di antara kaum muslimin
yang menggunakan perantara (wasilah) dalam beribadah, seakan-akan mereka
tidak percaya bahwa Allah Maha Dekat kepada hamba-Nya dan bahwa ibadah
yang ditujukan kepada-Nya itu akan sampai tanpa perantara. Kepercayaan
seperti ini tidak berbeda dengan kepercayaan syirik yang dianut oleh
orang-orang Arab Jahiliyyah dahulu, kemungkinan yang berbeda hanyalah
namanya saja. (Al-Qur’an dan Tafsirnya, Departemen Agama RI, Jakarta,
1985/ 1986, jilid 3, halaman 573-574).
Imam Al-Baghowi menjelaskan dalam tafsirnya:
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan
sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan. (QS Hud/ 11 : 16)
Para ulama berbeda pendapat dalam makna ayat ini. Mujahid berkata:
Mereka itu adalah ahli riya’ (pemilik sikap riya’, sombong, pamer). Kami
telah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya yang
paling saya khawatirkan atas kalian adalah syirik kecil”. Mereka (para
sahabat) bertanya: “Ya Rasulallah, apakah syirik kecil itu?” Beliau
menjawab: “Riya’” (sombong, pamer). Allah berfirman di hari qiyamat
ketika membalas manusia dengan perbuatan-perbuatan mereka: “Pergilah
kalian ke orang-orang yang kalian pameri di dunia, maka lihatlah apakah
kalian dapati balasan (pahala) di sisi mereka?” (HR Ahmad).
(Pendapat lain) dikatakan: (Makna ayat) ini mengenai orang kafir. Adapun
orang mukmin, maka menginginkan dunia dan akherat, sedang keinginannya
untuk akherat itu dominan, maka dibalas kebaikan-kebaikannya di dunia,
dan diberi pahala atas kebaikan-kebaikannya itu di akherat. Kami telah
meriwayatkan dari Anas ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla tidak mendhalimi orang mukmin satu
kebaikan pun, maka orang mukmin itu diberi atas perbuatan baiknya
(berupa) rizki di dunia, dan diganjar kebaikan-kebaikannya itu di
akherat. Adapun orang kafir maka diberi (balasan) kebaikan-kebaikannya
di dunia sehingga begitu habis (kebaikannya) lalu ke akherat tidak ada
kebaikan lagi baginya yang akan diberikan sebagai (balasan) kebaikan.
(HR Muslim dan Ahmad). (Al-Baghowi, Tafsir Al-Baghowi/ Ma’alimut Tanzil,
Daru Thibah, Riyad, cetakan 4, 1417H/ 1997M, juz 4 halaman 166).
Judul:
Orang-orang yang Amalnya Tidak Berpahala
Rating:
100%
based on
99998 ratings.
5 user reviews.
Ditulis Oleh
Unknown
02.23
Artikel Terkait Motivasi :
0 komentar:
Posting Komentar