Berbicara tentang cinta adalah berbicara tentang rasa suka, rasa tenang dan tenteram, rasa rindu dan pengharapan.
Namun tidak jarang dalam hubungan dengan sesama, kita merasakan
kekecewaan, kekesalan, bahkan kemarahan yang akan berakhir pada
perselisihan dan perpecahan.
Padahal, sejatinya cinta bersifat
menguatkan, bukan menghancurkan, ia menyuburkan, bukan membunuh, ia
menyembuhkan, bukan menyakiti, sehingga cinta haruslah membuat sang
pencinta menjadi orang yang lebih bahagia, bersemangat dan produktif.
Ketika hubungan dua manusia tidak lagi memberikan kebahagiaan, dan
tidak memberikan manfaat tidak hanya bagi keduanya, melainkan juga
kepada lingkungan sekitarnya, maka perlu ditinjau kembali perasaan cinta
yang melandasi keduanya.
Cinta semacam itu adalah cinta yang sudah dikotori oleh hawa nafsu. Lalu bagaimanakah hakikat dari cinta sejati?
Cinta sejati adalah cinta yang dilandasi atas kecintaan seorang hamba
kepada Rabbnya. Sesungguhnya cinta sejati adalah fitrah yang diberikan
Allah kepada orang-orang mukmin.
"Sesungguhnya orang-orang yang
beriman dan beramal shaleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang." (QS. Maryam: 96).
Cinta sejati adalah cinta yang dibingkai oleh iman kepada Allah SWT.
Bahkan Rasulullah SAW. telah berjanji kepada siapa saja yang mampu
melaksanakan tiga perkara, ia pasti akan mereguk lezatnya iman.
Rasulullah SAW bersabda : Dari Anas bin Malik ra berkata, Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Seseorang tidak akan pernah mendapatkan manisnya iman
sehingga ia mencintai seseorang, tidak mencintainya kecuali karena
Allah, sehingga ia dilemparkan ke dalam api lebih ia sukai daripada
kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan darinya dan sehingga
Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selainnya.” (HR. Bukhari)
Dengan demikian, seorang mukmin tidak akan mencintai apapun dan
siapapun apabila cinta itu membuatnya jauh dari kebenaran, membuatnya
meninggalkan perintah Allah dan sunnah Rasul, atau bahkan membuatnya
melakukan hal-hal yang dibenci Allah. Sebaliknya, cinta tumbuh bersemi
karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, bukan berdasarkan
balasan yang kita terima dari orang yang kita cintai.
Cinta sejati akan bertambah ketika iman orang yang kita cintai ikut bertambah.
Cinta sejati adalah cinta yang menyandarkan harapan terbesarnya hanya kepada Allah.
Cinta seperti ini membebaskan manusia dari perasaan kecewa karena
sungguh, tidak akan kembali pengharapan seorang makhluk kepada makhluk
yang lain melainkan ia akan kembali berupa kekecewaan.
Apalah
yang bisa dilakukan seorang makhluk untuk memuaskan makhluk yang lain,
sedangkan untuk memuaskan dirinya sendiri saja dia tidak bisa?
Hanya kepada Allah lah berpulang semua pengharapan.
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of
Mexico mengungkapkan bahwa rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh
cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik
di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin,
neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga
dan berseri-seri.
Seiring berjalannya waktu dan terpaan badai
tanggung jawab dan dinamika kehidupan, efek hormon-hormon itu berkurang
lalu menghilang.
Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari empat tahun.
Karenanya, tanpa ikatan yang berdasar karena ketuhanan, rasa cinta itu bersifat sangat sementara.
Mencinta dan dicinta karena Allah SWT-lah yang bisa melanggengkan
pasangan suami istri, yang bisa melangengkan cinta orang tua pada
anaknya dan sebaliknya, yang tentu juga akan menguatkan cinta saudara
seiman dan juga meningkatkan kepedulian terhadap sesama.
Mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang telah dijanjikan Allah
naungan pada hari kiamat, ketika tidak ada lagi naungan selain
naungan-Nya. Aamiin.
Judul:
Mencitai Dan DIcintai Karena Allah SWT
Rating:
100%
based on
99998 ratings.
5 user reviews.
Ditulis Oleh
Unknown
02.45
Artikel Terkait Motivasi :
0 komentar:
Posting Komentar